Jumat, 16 Desember 2011

refleksi persentasi kelompok 3,4,5,6

Cahaya dan suhu
Pada persetasi kelompok 3 kemarin priska menjelaskan bahwa lingkungan abiotik adalah segala sesuatu yang tidak mengalami pertumbuhan, sedangkan cahaya adalah sumber energi untuk semua ekosistem. Dan priska juga menerangkan bahwa heliopita adalah tumbuhan yang hidup di tumbuhan terbuka.
Di dalam persentasi kaliini juga mengatakan bahwa peranan cahaya adalah
1.       foto perodism adalah lamanya penyinaran 24 jam mempengaruhi cahaya secara luas.
Sedangkan veni mengatakan bahwaaa berdasrkan panjang hari
·         Berhari pendek contohnya jagung
·         Berhari panjang contohnya 16 jam contohnya selada.
·         Berhari sedang contohnya 12 jam tebu dan kacang.
·         Berhari netral tidak responsif dengan cahaya contoh tanamanya mentimun,dan lain-lain. semoga kelompok minggu depan lebih baik lagi dari kelompok sebelumnya....



2.      Foto energetic.
3.      Foto morfogenesis.AdA empat penerima cahaya dalam tubuh fitokrom
 contohnya warna merah dan biru sedangkan yang merah contohnya tumbuhan biji”an
Kriptokrom dan penerimaan cahaya uu/B.
4.      Fototropisme terjadi secara positif dan negatif, contoh dari positif terjadi di batang, sedangkan negatif terjadi di pergerakan akar, mereka juga menunjukan vidio pada contoh ini dan p. Husama juga mengatakan good pada kesempatan itu.
Fungsi dari fotokropisme adalah pengontrol cahaya, air, suhu,terhadap organisme.
Organisme terbagi menjadi organisme poikilotermik dan stenotermik.
      Pada persentasi kelompok 3 ini eka menjelaskan bahwa variasi suhu menyebabkan atu mempengaruhi komposisi dalam warna tanah, suhu, dan tumbuhan dalam suhu 8oc – 30oc.
Eka juga menjelaskan bahwa tumbuhan membutuhkan suhu optimum,suhu minimum dan juga suhu maksium.
Themopeodisme merupakan kondisi yang dipengaruhi dulu siang dan malam.
Eka juga menyampaikan dalam persentasinya kalau kerusakan tanaman itu di pengaruhi hal-hal seperti :
 sufakasi, contohnya seperti salju.
Desukurasi contohnya seperti apsomsi air terhambat, heaving contonya hubungan akar dan tanaman terputus, dan masih banyak yang lainya eka mengatakan sperti itu.


 REFLEKSI KELOMPOK 4: ATMOSFER DAN AIR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN

Anik mengatakan dalam diskusi kelompok 4 atmosfer dan air yang mempengaruhi tumbuhan mempuyai beberapa faktor yaitu faktor abiotik dan faktor biotik.
Sadangkan atmosfer itu sendiri kata anik adalah lapisan yang menyelubungi bumi yang terdiri dari lapisan oksigen,nitrogen,argon dan karbon dioksida.Dan anik juga menjelaskan bahwa stratifikas atmosfer itu sendiri mengambarkan struktur atmosfer yanng mempunyai lapisan yang berbeda-beda seperti: troposfer, stratofer, mesosfer,themosfer dan eksosfer.
Dan ika juga menjelaskan bahwa atmosfer dapat berubah-ubah karna adanya pengaruh suhu yang di akibatkan oleh efek rumah kaca.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan seperti agin yang merupakan pengerakan mendatar dari bagian udara. Agin juga mempengaruhi air, siklus airhidrologi sirkulasi air tidak pernah berhenti dan bergerak secara aktif, ada tiga yaitu cara Evaporas/transpirasi, kemudian Infiltrasi yaitu perkolosis dalam tanah dan Air permukaan.
Sedangkan air digolongkan menjadi 2 yaitu air tanah dan air permukaan.
Dan enggar jugga menjelaskan tentang bagai mana peranan air dalam tumbuhan yaitu sebgai enzim pereaksi dalam reaksi menurut karakteristik tumbuhan itu sendiri yaitu :
Hidrofita : tumbuhan yang hidupnya di air, daun dan lain- lain.
Halofita : tumbuhan yang hidup di garam tinggi.
Xetofita : tumbuhan yang hidup di daerah kering. Dan yang terahir meesofita tumbuhan yang hidup di daerah gurun.




Hasil Refleksi Kelompok 5
Faktor Edafik atau tanah
kelompok 5 yang terdiri dari Neni, Susan Aminah, Ayun, dan Ilham. Bahasan dan cara penyampean kelompok ini cukup menarik, dan di lengkapi dengan penjelasaan-san yang sangat relefan. Pada sesi pertanyaan saya igin bertanya dan ternyata saya kurang berhuntung sehingga tidak mendapat kesempatan untuk bertanya.
Pada diskusi  kelompok 5 ini Dimas  bertanya pada para pemanteri tentang kandungan tanah pada profil horizon O,A,E,B,C dan R. pada presentasi telah dijelaskan kandungan pada masing-masing horizon itu berbeda-beda. Pada horizon A tanah mengandung banyak humus, horizon E mengandung silikat, besi, alumunium, Horizon B mengandung besi, horizon C terdiri dari sedimen batu-batuan, dan yang terakhir adalah horizon R yang tidak mengandung mineral hanya bebatuan keras.
Pertanyaan berikutnya dari Indri: Mengapa semakin ke bawah lapisan tanah semakin sedikit organismenya?. yang kemudian di jawab oleh pemateri yaitu karena unsure mineral tanah semakin sedikit untuk kelangsungan hidup organism. Akar tumbuhan hanya bisa menembus terbatas pada horizon E.
Di sambung dengan pertanyaan dari Hatta, sampai horizon berapa air dapat menembus? Dijawab oleh neni yaitu sampai pada horizon B. Kemudian hendy menambahi jawaban dari pemateri. Menurut hendy air dapat menembus tanah dipengaruhi oleh struktur tanahnya juga. Ada lapisan tanah yang kedap air yaitu pada horizon C dan R yang terdiri dari batu-batuan sehingga air tidak dapat menembus.Dari hasil persentasi kelompok ini saya mendapat tambahan ilmu baru tentang kandungan tanah atau tingkat-tingkatan tanah itu sendiri.

Hasil Refleksi Kelompok 6
Populasi

Pada sesi Tanya jawab (dista) mengajukan pertanyaan tentang grafik yang dijelaskan oleh fitri. Factor apa yang menyebabkan terjadinya grafik membentuk huruf J dan huruf S? Pertanyaan di jawab rekan saya fitri : pada grafik eksponensial dipengaruhi oleh kelahiran tumbuhan yang terus meningkat sampai adanya factor pembatas yang menyebabkan kematian tumbuhan. Sehingga grafik membentuk huruf J yang artinya pertumbuhan terus meningkat. Sedangkan pada grafik sigmoid: pertama terjadi pertumbuhan tumbuhan yang lambat yang dipengaruhi oleh lingkungan yaitu persaingan individu. Kedua jika kondisi lingkngan mendukung maka terjadi petumbuhan lagi dengan natalitas tertentu sampai pada bertemu lagi kondisi lingungan yang tidak mendukung dan terjadi kematian (mortalitas) tumbuhan. Pertumbuhan yang naik turun ini menyebabkan terjadi grafik yang membentuh huruf S.
Emudian chasan yang menanyakan tentang factor yang mempengaruhi populasi meliputi biotik juga, bagai mana menurut kelompok anda????
Lalu saya menjawab (siti) faktor-faktor biotik ini sendiri termasuk ke dalam faktor natalitas dan mortalitas dan chasan menerimanya, karna pada dasarnya setandar dengan haad out yang ada.







Minggu, 04 Desember 2011

jurnal pembelajaran (resum persentasi kelompok 1 dan 2)

Kelompok 1( satu).
Jurnal pembelajaran ekologi tumbuhan
pengertian dasar ekologi tumbuhan
·         Memahami konsep ekologi tumbuhan           
pencetus konsep ekologi itu adalah Ernest Haeckel (1069) yang menyatakan bahwa ekologi adalah ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup, sedangkan menurut Odum dan Cox (1971), ekologi adalah suatu studi yang mempelajari studi ekosistem / alam.  sejarah dan perkembangan ilmu ekologi itu sendiri dibagi menjadi 5 yaitu : ekologi evolusi, ekologi manusia, ekologi global, ekologi komunitas, dan ekologi tingkah laku
·         Memahami pendekatan ekologi
sedangkan untuk pendekatan ekologi dibagi menjadi dua yaitu sinekologi dan autekologi. untuk sinekologi dan autekologi sendiri sudah dibahas di awal perkuliahan ekologi tumbuhan.
·         Memahami aspek terapan untuk bidang pertaniaan.
aspek-aspek terapan bidang pertanian yang memanfaatan pertanian organik yaitu antara lain :. produksi makanan bergizi tinggi, mengedepankan siklus biologis dalam sistem pertanian, menginteraksikan suatu kehidupan yang konstruktif dengan sistem dan siklus yang alami, memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang.
·         Memahami pembagian hutan
misalnya hutan di pemukiman, hutan di daerah industri dan lain-lain. untuk aspek terapan di di bidang kehutanan antara lain:
a.memperbaiki klasifikasi lahan hutan melalui klasifikasi ulang beberapa daerah seperti hutan lindung
b. melakukan pengelolaan secara berkelanjutan
c.melakukan reboisasi.
 d.rehabilitasi lahan kritis.
Hutan adalah daerah penghasil oksigen dan tempat di mana berbagai macam organisme hidup dan menjalni kehidupan, hutanjuga sebagai tempat kelangsungan bermacam- macam mahluk hidup.


Kelompok : 2 ( dua)
Jurnal pembelajaran kelompok 2 ekologi tumbuhan.
Tumbuhan Dalam Lingkungan
Lingkungan hidup dari suatu organisme biotik maupun abiotik.
·         Mempelajari perbedaan lingkungan biotik, abiotik serta faktor-faktor pembatas.
Lingkungan biotik meliputi : tumbuhan, manusia, binatang atau mikroorganisme hidup yang dapat tumbuh. Dan biotik tergolong iduvidu, ekosistem, komunitas, populasi
Lingkungan abiotik meliputi : tanah, air, batu dan lain-lain atau benda mati yang tak dapat tumbuh.
·         Memahami  faktor-faktor yang mempengaruhi pembatas seperti: udara, cahaya, agin, suhu dan lain sebagainya.
Contohnya, suhu adalah faktor lingkungan yang dapat berperan secara langsung dan tidak langsung.
Pembatas tergolong, strategis tumbuhan terhadap steres, dan stres terbagi menjadi 2(dua)yaitu
·         Stres biotik meliputi, strategi terhadap bervivore, contohnya seperti pada tumbuhan jika daun tumbuhan kurang hijau, atau air yang kurang dalam tubuh berati tumbuhan atau organisme tersebut mengalami stres, bahkan ada langkah- langkah untuk melihat seberapa stres tumbuhan tersebut akibat pengaruh lingkungan seperti udara, cahaya, bunyi dan lain sebagainya yang dapat mengakibatkan stres pada tumbuhan.
Faktor pembatas memiliki 2 (dua) hukum yaitu
Hukum minimum libik yang berbunyi bahwa pertumbuhan tanaman tergantung pada jumlah minimum.
Hukum toleransi berbunyi abang batas dimana tumbuhan akan tumbuh walaupun suhu kurang sedikit atau lebih sedikit.
Stres abiotik meliputi, strategi tehadap kelembapan air dan lain-lain.
Memahami adaptasi dan macam- macam adaptasi yang meliputi, morfologi,fisiologi dan tingkah laku.
Daptasi juga meliputi niche atau nisia yang artinya cara hidup tumbuhan hidup di habitatnya atau adaptasi fungsi terhadap lingkunganya.

Senin, 28 November 2011

Kearifan Lokal Dayak Jaga Anggrek Meratus Maret 7, 2011 oleh muhammad jumani

Tak bisa dipungkiri Meratus kini telah dikenal sebagai surganya anggrek, tidak hanya di dalam negeri tapi juga didunia internasional. Bahkan dalam sebuah film mancanegara pernah mengisahkan tentang pencarian anggrek langka di tanah Borneo ini. Di sepanjang pegunungan Meratus ini pula lah masyarakat adat Dayak Meratus tinggal. Suku Dayak Meratus atau suku Bukit inilah yang tinggal dan hidup berdampingan dan mengelola kawasan hutan Meratus dengan kearifan lokal yang masih kental.
Anggrek melatus biasanya juga di manfaatkan untuk acara-acra besar saperti penyambutan pejabat dan lai-lain.
Masyarakat adat Dayak Meratus tidak memiliki orientasi materialis dan sifat kompetitif. Sumber daya alam yang mereka butuhkan, hanya diambil secukupnya sesuai kebutuhan dan kemampuan. Meskipun Kearifan lokal Dayak tidak mengenal istilah konservasi, namun sejak turun-temurun ternyata sudah mempraktekkan aksi pelestarian terhadap tumbuhan dan hewan secara mengagumkan. sebagai contoh menentukan suatu kawasan atau situs yang dikeramatkan secara bersama-sama. Kearifan lokal seperti itu, terbukti ampuh menyelamatkan suatu kawasan beserta isinya dengan berbagai bentuk larangan yang disertai dengan sanksi adat bagi yang melanggarnya. Bagi mereka yang melanggar ketentuan tersebut akan dikenai denda yang besarnya ditetapkan oleh kepala adat setempat. Kenyataannya, kearifan lokal seperti ini terbukti mampu menghambat lajunya kerusakan alam akibat pembalakan liar.
Kearifan Lokal sering kali tidak lepas dengan hal-hal tabu atau hal-hal yang dilarang, mitos, maupun religi. Kasus lain yang didalamnya sarat akan kearifan lokal ialah adanya anggapan bahwa paku tanduk rusa (platycerium)  sebagai tumbuhan tempat bersemayamnya roh halus/hantu tak heran jika kita tidak menemukan masyarakat setempat yang menanam tanaman ini. Hal ini berlaku pula untuk tanaman Paku Sarang Burung Baik dari genus Asplenium ataupun Drynaria.
Dalam hal menjaga kelestarian anggrek Meratus erat kaitannya dengan kebiasaan atau Kearifan lokal masyarakat Dayak Meratus dalam menjaga Hutan yang merupakan habitat bagi Anggrek.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan LPMA Borneo Selatan, masyarakat adat Dayak Meratus memberlakukan wilayah ’katuan larangan’ (hutan larangan). Dalam wilayah itu, segala aktivitas pemanfaatan lahan seperti ’bahuma atau manugal’ (bertani atau berladang) tidak diperbolehkan.’Katuan larangan’ diperuntukkan dan diyakini sebagai tempat bersemayamnya arwah leluhur. Pohon di wilayah itu tidak boleh di tebang. Pemanfaatan hutan hanya sebatas hasil hutan non kayu.  Wilayah itu biasanya terletak di ketinggian diatas 700 meter dari permukaan laut.  Pada ketinggian inilah hidup anggrek yang tumbuh baik pada suhu hangat  26-35°C pada siang hari dan 18-24°C pada malam hari misalnya   jenis Phalaenopsis, Vanda dan Dendrobium. Ada lagi wilayah ’katuan adat’ (hutan adat). Wilayah tersebut milik Balai yang sebagian boleh dibuka untuk ’bahuma’. Masyarakat sekitar Balai diperbolehkan menebang pohon untuk kebutuhan membangun rumah dan kayu bakar di wilayah itu.
Di wilayah ’katuan adat’ boleh ditanami tanaman perkebunan atau tanaman keras setelah tidak lagi dipergunakan untuk ’bahuma’. Masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah ’jurungan’ atau wilayah bekas ladang yang ditinggalkan untuk kemudian didatangi kembali.
Sungguh hubungan manusia dengan alam yang sangat harmonis, sayangnya kearifan lokal ini tidak dimiliki oleh masyarakat  pada umumnya sehingga intervensi dan kegiatan ilegal di Hutan Meratus masih tetap terjadi. Sehingga mengancam habitat anggrek yang berujung pada terancamnya spesies anggrek-anggrek  Meratus, sudah sepatutnya ‘Ratu para bunga’ Meratus ini  perlu mendapat perhatian lebih serius lagi, terlebih untuk spesies-spesies yang kini mulai langka seperti Phalaenopsis amabilis pelaihari dan Spatoglothis zurea.
 http://indonesianorchids.wordpress.com/2011/03/07/kearifan-lokal-dayak-jaga-anggrek-meratus/
Di akses tanggal 22 november 2011.

Sabtu, 26 November 2011

Kearifan Lokal Dayak Dapat Selamatkan Hutan 0leh : lafinus



Sanggau,-  Pemerintah merasa gerah melihat kegiatan illegal logging yang merusak dan mengancam keutuhan hutan. Tiap tahun jumlah hutan yang gundul akibat pembalakan liar terus terjadi dan sangat luas terjadi di daerah-daerah yang masih memiliki hutan nan luas. Bagaimana mengatasinya?
Sebelumnya pernah berkembang mengenai pemerintah untuk menghidupkan kembali kearifan lokal Dayak yang akrab lingkungan guna menangkal berbagai persoalah kehutanan. Kearifan lokal tersebut sempat diwacanakan diusulkan menjadi Peraturan Daerah (Perda), bahkan kalau perlu dibuatkan Rancangan Undang-Undang (RUU) nya. Tentu saja untuk merealisasikannya bukanlah pekerjaan yang mudah, menurut Yohanes Andriyus Wijaya, SE anggota DPRD Sanggau pernah mengatakan, bahwa hal itu sangat baik. Namun yang perlu diingat dan membutuhkan kajian yang matang mengingat, setiap sub suku Dayak mempunyai kearifan lokal yang berbeda-beda dan berlaku pada daerahnya masing-masing. Artinya tidak ada keseragaman di setiap sub suku yang ada, walaupun ada benang merah yang dapat ditarik dari kearifan lokal yang berbeda-beda itu. Apalagi jika tujuannya adalah untuk mencegah aktivitas pembalakan hutan dan kebakaran hutan.
Perlu diketahui, meski pun kearifan lokal Dayak ini tidak mengenal istilah konservasi, namun sejak turun-temurun ternyata sudah mempraktekkan aksi pelestarian terhadap tumbuhan dan hewan secara mengagumkan. Misalnya masyarakat menentukan suatu kawasan atau situs yang dikeramatkan secara bersama-sama. Kearifan lokal seperti itu, terbukti ampuh menyelamatkan suatu kawasan beserta isinya dengan berbagai bentuk larangan yang disertai dengan sanksi adat bagi yang melanggarnya. Bagi mereka yang melanggar ketentuan tersebut akan dikenai denda yang besarnya ditetapkan oleh kepala adat setempat. Kenyataannya, kearifan lokal seperti ini terbukti mampu menghambat lajunya kerusakan alam akibat pembalakan liar.

Pemerintah merasa gerah melihat kegiatan illegal logging yang merusak dan mengancam keutuhan hutan. Tiap tahun jumlah hutan yang gundul akibat pembalakan liar terus terjadi dan sangat luas terjadi di daerah-daerah yang masih memiliki hutan nan luas. Bagaimana mengatasinya?
Sebelumnya pernah berkembang mengenai pemerintah untuk menghidupkan kembali kearifan lokal Dayak yang akrab lingkungan guna menangkal berbagai persoalah kehutanan. Kearifan lokal tersebut sempat diwacanakan diusulkan menjadi Peraturan Daerah (Perda), bahkan kalau perlu dibuatkan Rancangan Undang-Undang (RUU) nya. Tentu saja untuk merealisasikannya bukanlah pekerjaan yang mudah, menurut Yohanes Andriyus Wijaya, SE anggota DPRD Sanggau pernah mengatakan, bahwa hal itu sangat baik. Namun yang perlu diingat dan membutuhkan kajian yang matang mengingat, setiap sub suku Dayak mempunyai kearifan lokal yang berbeda-beda dan berlaku pada daerahnya masing-masing. Artinya tidak ada keseragaman di setiap sub suku yang ada, walaupun ada benang merah yang dapat ditarik dari kearifan loca yang berbeda-beda itu. Apalagi jika tujuannya adalah untuk mencegah aktivitas pembalakan hutan dan kebakaran hutan.
Perlu diketahui, meskipun kearifan lokal Dayak ini tidak mengenal istilah konservasi, namun sejak turun-temurun ternyata sudah mempraktekkan aksi pelestarian terhadap tumbuhan dan hewan secara mengagumkan. Misalnya masyarakat menentukan suatu kawasan atau situs yang dikeramatkan secara bersama-sama. Kearifan lokal seperti itu, terbukti ampuh menyelamatkan suatu kawasan beserta isinya dengan berbagai bentuk larangan yang disertai dengan sanksi adat bagi yang melanggarnya. Bagi mereka yang melanggar ketentuan tersebut akan dikenai denda yang besarnya ditetapkan oleh kepala adat setempat. Kenyataannya, kearifan lokal seperti ini terbukti mampu menghambat lajunya kerusakan alam akibat pembalakan liar.

Sumber tulisan:Pontianak Post
http://lafinus.filsafat.ugm.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=76:kearifan-lokal-dayak&catid=40:kearifan-lokal
Di akses tanggal 24 november 2011

Jumat, 11 November 2011

proses fotosintesis....

BAGAIMANA PROSES FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN TERJADI?



Berikut akan saya jelaskan dulu apa pengertian Fotosintesis. Menurut Wikipedia, Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk menghasilkan makanan dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di Atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis disebut sebagai fototrof.
Jadi pada dasarnya Fotosintesis hanya sebuah istilah/ sebutan proses pembuatan nutrisi atau makanan yang dibutuhkan tumbuhan. Sedangkan dari hasil proses Fotosintesis ini, tumbuhan memerlukan karbon dioksidan dan mengeluarkan oksigen. Tentunya kita sudah tau bahwa manusia memerlukan oksigen untuk bernapas.
Lagi-lagi menurut wikipedia menyatakan bahwa berbeda dari organisme lain yang memperoleh energi dengan memakan organisme lainnya, tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung. dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis itu sendiri.
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Pada respirasi gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa langkah-langkah dalam fotosintesis dan respirasi sesungguhnya amatlah amat rumit dan memiliki perbedaan-perbedaan yang mendetail.
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil mengandung organel yang disebut kloroplas. Kloroplas inilah yang menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.

Untuk lebih jelasnya berikut proses kimia pada fotosintesis tersebut.
12H2O + 6CO2 + cahaya --> C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:
1.      Intensitas cahaya, Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2.      Konsentrasi karbon dioksida, Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3.      Suhu, Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
4.      Kadar air, Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5.      Kadar fotosintat (hasil fotosintesis), Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
6.      Tahap pertumbuhan, Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

Penemuan
Meskipun masih ada langkah-langkah dalam fotosintesis yang belum dipahami, persamaan umum fotosintesis telah diketahui sejak tahun 1800-an.
Pada awal tahun 1600-an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont, seorang Flandria (sekarang bagian dari Belgia), melakukan percobaan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan massa tumbuhan bertambah dari waktu ke waktu. Dari penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan bertambah hanya karena pemberian air. Tapi pada tahun 1720, ahli botani Inggris, Stephen Hales berhipotesis bahwa pasti ada faktor lain selain air yang berperan. Ia berpendapat faktor itu adalah udara.
Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta, menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia kemudian menemukan bila ia meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah "merusak" udara dalam toples itu dan menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa udara yang telah “dirusak” oleh lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples tertutup asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan.
Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen Priestley. Ia menemukan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat "memulihkan" udara yang "rusak".
Akhirnya di tahun 1796, Jean Senebier, seorang pastor Perancis, menunjukkan bahwa udara yang “dipulihkan” dan “merusak” itu adalah karbon dioksida yang diserap oleh tumbuhan dalam fotosintesis. Tidak lama kemudian, Theodore de Saussure berhasil menunjukkan hubungan antara hipotesis Stephen Hale dengan percobaan-percobaan "pemulihan" udara. Ia menemukan bahwa peningkatan massa tumbuhan bukan hanya karena penyerapan karbon dioksida, tetapi juga oleh pemberian air. Melalui serangkaian eksperimen inilah akhirnya para ahli berhasil menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis yang menghasilkan makanan (seperti glukosa).
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis"
http://satopepelakan.blogspot.com/2010/12/bagaimana-proses-fotosintesis-pada.html
di asakses tanggal 11 november 2011

Rabu, 05 Oktober 2011

Manfaat dan Khasiat Daun Sirih

Ada banyak zat yang baik untuk keseharan yang di kandung dalam minyak sirih terutama yang telah diolah dan diambil minyaknya. Minyak atsiri yang berasal dari dari daun sirih mengandung betIephenol, seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur.

Manfaat Daun Sirih
Sebenarnya ada banyak sekali manfaat yang bisa ditemukan pada daun sirih. Namun, manfaat yang paling menonjol dari penggunaan daun sirih adalah sebagia berikut :
1. Daun Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Biasanya juga karena adanya manfaat ini digunakan sebagai pembersih organ kewanitaan.
2. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan.
3. Selain itu daun sirih juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan.
4. Biasanya untuk obat mimisan, dengan cara digulung kemudian dimasukkan ke dalam lubang hidung.
5. Selain itu, kandungan bahan aktif fenol dan kavikol daun sirih hutan juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama penghisap
http://www.squidoo.com/manfaat-daun-sirih